Oleh : Ihrom,
S.H.I., M.S.I.
Semua manusia bisa menjalani kehidupan,
tetapi tidak semua kehidupan bisa dijalani manusia dengan tepat dan bijak.  Tidak sedikit manusia yang menjalani
kehidupan hanya sekedar ingin hidup, tanpa tahu harus melakukan apa? dan
menjadi apa di dalam mengisi kehidupan?. 
Tidak ada saat dalam kehidupan manusia di
mana pertanyaan seperti di atas tidak muncul dalam kehidupan. Selalu datang,
kadang tanya itu muncul dengan secara jelas, kadangkala secara samar. Namun,
yang terpenting dan pasti dalam hidup ini, semua manusia harus memberi
“jawaban” atas pertanyaan itu, dalam bentuk kata-kata dan utama dalam
perbuatan. Tentu perbuatan yang senafas dengan fitrah manusia sejati. 
Buku ini hadir di tangan pembaca, tidak
lain agar punya arti untuk membangun kehidupan manusia secara bermartabat dan Islami.
Terkhusus penulis buku berharap, buku ini bermanfaat untuk memelihara fitrah
atau tabiat manusia agar senantiasa diisi amal-amal kebaikan sebagai tugas
manusia menjadi khalifatullah di bumi ini. 
Buku “Islam Mengisi Kehidupan” ini
bahasanya sangat sederhana dan mudah dicernah oleh semua kalangan, namun isinya
sangat padat dan bermakna. Penulis buku mengawali tulisannya dengan melakukan
penyadaran kepada pembaca akan keutamaan diciptakan manusia di antara ciptaan-ciptaan
Allah yang lain. Dengan keutamaan tersebut, manusia punya kewajiban untuk
memelihara penciptaannya itu dengan menyeimbangkan kehidupan rohani dan
jasmaninya, spiritualitas dan biologisnya. Akhir dari bahasan buku ini
mempertegas bahwa keutamaan ciptaan manusia tidak punya arti jika tidak
berangkat dari dalam diri sendiri.  
Untuk memberikan gambaran yang sedikit
lengkap dari buku ini, dipandang perlu menyajikan isi dari gambaran buku ini
secara singkat dan padat. Buku ini secara keseluruhan hanya setebal 73 halaman
dan terdiri dari empat Bab, lebih tepatnya hanya tiga Bab karena Bab pertama
berisi Pendahuluan bukan pokok bahasan secara spesifik. Bab kedua tentang
Keutamaan Manusia dan tentang Memelihara Kejadian Manusia sebagai Bab ketiga.
Sedangkan Bab keempat tentang Tekad, Kemauan dan Kesanggupan Manusia mengisi
kehidupan. 
Pada Bab kedua tentang Keutamaan Manusia,
penulis buku menjelaskan tentang penciptaan dan tugas manusia sebagai Khalifatullah
di bumi yang harus menjadikan Akhlak/moral sebagai barometer dalam kehidupan.
Lebih dari itu, degradasi moral tidak boleh tejadi, maka agama harus dijadikan
sebaik-baik penuntun kehidupan dan kehidupan beragama ditentukan oleh sikap
hidup rohaniyah atau spiritual manusia itu sendiri. Dengan begitu, keutamaan
manusia bisa menjadi nyata dalam kehidupan.
Setelah menjelaskan keutamaan manusia,
pada Bab ketiga dijelaskan tentang bagaimana cara memelihara kejadian manusia
yang utama itu. Untuk memeliharanya, manusia harus menjaga keseimbangan
kehidupan rohani maupun jasmani, memahami bahwa agama dan dunia adalah dua hal
yang penting dalam kehidupan manusia. Selain itu, kehidupan rohani atau
spiritualitas harus menjadi panglima dalam memandu kehidupan. Disadari bahwa
karunia akal manusia yang menjadi pembeda dengan makhluk lain akan semakin liar
dari rel yang ada jika tidak disinergikan dengan nilai rohani atau
spiritualitas.
Namun, semua keutamaan yang dimiliki
manusia dengan proses pemeliharaan yang ada, tidak akan punya cukup arti
bilamana individunya tidak tergerak untuk meretas kehidupannya sendiri dengan penuh
arti. Manusia harus menyadari bahwa kesulitan hidup adalah pasti. Jalan
satu-satunya adalah menghadapi kesulitan untuk mengatasinya, dan kunci
suksesnya terletak pada dirinya sendiri. Putus asa dalam mengahadapi kesulitan
hanya akan merendahkan derajat utama manusia. Bukan semata-mata suksesnya yang
berarti, tetapi proses sabar dengan tetap bekerja keras tanpa putus asa dalam
menjalani kesulitan yang jauh lebih berarti. Kerja keras yang muncul dari
kesadaran pribadi akan menggantarkan setiap individu mencapai kebahagian.
Inilah inti Bab terakhir dari buku ini, bahwa tekad, kemauan dan kesanggupan
mengisi kehidupan yang lahir dari kesadaran individunya sendiri-sendiri akan
menjadikan manusia yang unggul sesuai dengan fitrah penciptaan manusia yang
dikehendaki oleh Allah.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan