Translate

Jumaat, 14 Disember 2012

Meretas Kehidupan Penuh Arti


Oleh : Ihrom, S.H.I., M.S.I.

Semua manusia bisa menjalani kehidupan, tetapi tidak semua kehidupan bisa dijalani manusia dengan tepat dan bijak.  Tidak sedikit manusia yang menjalani kehidupan hanya sekedar ingin hidup, tanpa tahu harus melakukan apa? dan menjadi apa di dalam mengisi kehidupan?.
Tidak ada saat dalam kehidupan manusia di mana pertanyaan seperti di atas tidak muncul dalam kehidupan. Selalu datang, kadang tanya itu muncul dengan secara jelas, kadangkala secara samar. Namun, yang terpenting dan pasti dalam hidup ini, semua manusia harus memberi “jawaban” atas pertanyaan itu, dalam bentuk kata-kata dan utama dalam perbuatan. Tentu perbuatan yang senafas dengan fitrah manusia sejati.
Buku ini hadir di tangan pembaca, tidak lain agar punya arti untuk membangun kehidupan manusia secara bermartabat dan Islami. Terkhusus penulis buku berharap, buku ini bermanfaat untuk memelihara fitrah atau tabiat manusia agar senantiasa diisi amal-amal kebaikan sebagai tugas manusia menjadi khalifatullah di bumi ini.
Buku “Islam Mengisi Kehidupan” ini bahasanya sangat sederhana dan mudah dicernah oleh semua kalangan, namun isinya sangat padat dan bermakna. Penulis buku mengawali tulisannya dengan melakukan penyadaran kepada pembaca akan keutamaan diciptakan manusia di antara ciptaan-ciptaan Allah yang lain. Dengan keutamaan tersebut, manusia punya kewajiban untuk memelihara penciptaannya itu dengan menyeimbangkan kehidupan rohani dan jasmaninya, spiritualitas dan biologisnya. Akhir dari bahasan buku ini mempertegas bahwa keutamaan ciptaan manusia tidak punya arti jika tidak berangkat dari dalam diri sendiri. 
Untuk memberikan gambaran yang sedikit lengkap dari buku ini, dipandang perlu menyajikan isi dari gambaran buku ini secara singkat dan padat. Buku ini secara keseluruhan hanya setebal 73 halaman dan terdiri dari empat Bab, lebih tepatnya hanya tiga Bab karena Bab pertama berisi Pendahuluan bukan pokok bahasan secara spesifik. Bab kedua tentang Keutamaan Manusia dan tentang Memelihara Kejadian Manusia sebagai Bab ketiga. Sedangkan Bab keempat tentang Tekad, Kemauan dan Kesanggupan Manusia mengisi kehidupan.
Pada Bab kedua tentang Keutamaan Manusia, penulis buku menjelaskan tentang penciptaan dan tugas manusia sebagai Khalifatullah di bumi yang harus menjadikan Akhlak/moral sebagai barometer dalam kehidupan. Lebih dari itu, degradasi moral tidak boleh tejadi, maka agama harus dijadikan sebaik-baik penuntun kehidupan dan kehidupan beragama ditentukan oleh sikap hidup rohaniyah atau spiritual manusia itu sendiri. Dengan begitu, keutamaan manusia bisa menjadi nyata dalam kehidupan.
Setelah menjelaskan keutamaan manusia, pada Bab ketiga dijelaskan tentang bagaimana cara memelihara kejadian manusia yang utama itu. Untuk memeliharanya, manusia harus menjaga keseimbangan kehidupan rohani maupun jasmani, memahami bahwa agama dan dunia adalah dua hal yang penting dalam kehidupan manusia. Selain itu, kehidupan rohani atau spiritualitas harus menjadi panglima dalam memandu kehidupan. Disadari bahwa karunia akal manusia yang menjadi pembeda dengan makhluk lain akan semakin liar dari rel yang ada jika tidak disinergikan dengan nilai rohani atau spiritualitas.
Namun, semua keutamaan yang dimiliki manusia dengan proses pemeliharaan yang ada, tidak akan punya cukup arti bilamana individunya tidak tergerak untuk meretas kehidupannya sendiri dengan penuh arti. Manusia harus menyadari bahwa kesulitan hidup adalah pasti. Jalan satu-satunya adalah menghadapi kesulitan untuk mengatasinya, dan kunci suksesnya terletak pada dirinya sendiri. Putus asa dalam mengahadapi kesulitan hanya akan merendahkan derajat utama manusia. Bukan semata-mata suksesnya yang berarti, tetapi proses sabar dengan tetap bekerja keras tanpa putus asa dalam menjalani kesulitan yang jauh lebih berarti. Kerja keras yang muncul dari kesadaran pribadi akan menggantarkan setiap individu mencapai kebahagian. Inilah inti Bab terakhir dari buku ini, bahwa tekad, kemauan dan kesanggupan mengisi kehidupan yang lahir dari kesadaran individunya sendiri-sendiri akan menjadikan manusia yang unggul sesuai dengan fitrah penciptaan manusia yang dikehendaki oleh Allah.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan